SINGGALANG RIAU – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru bergema dengan alunan merdu musik Marawis yang dimainkan oleh para warga binaan.
Di tengah ruangan aula yang dipenuhi suara perkusi dan simbal, mereka tampak antusias mengikuti latihan yang dilaksanakan dua kali seminggu.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pembinaan keagamaan dan kesenian yang diadakan oleh Lapas Pekanbaru, yang bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat para warga binaan.
Marawis, sebuah kesenian bernuansa Islami yang berasal dari tradisi Muslim di Yaman, menggabungkan unsur musik Timur Tengah dan Betawi.
Alat musik utama dalam Marawis adalah perkusi, seperti tambur yang terbuat dari kayu dan kulit lembu, serta simbal. Lirik-lirik lagu yang dibawakan mengandung pujian dan kecintaan kepada Sang Pencipta, sehingga memiliki nilai religius yang mendalam.
Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru, Erwin Fransiskus Simangunsong, melalui Kepala Seksi Pembinaan Anak Didik (Kasi Binadik), Yopi Febrianda, menjelaskan bahwa latihan Marawis ini merupakan salah satu bentuk pembinaan keagamaan yang dapat mempererat kebersamaan di antara warga binaan.
"Kegiatan ini tidak hanya bertujuan mengisi waktu luang, tetapi harus dimaknai lebih mendalam, terutama dalam menghayati syair-syair lagu yang mengandung makna religius," kata Yopi.Latihan ini menjadi momentum bagi warga binaan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, sembari mengasah keterampilan musik yang dapat berguna bagi kehidupan mereka setelah masa hukuman.
Yopi berharap kegiatan ini bisa menjadi bekal bagi warga binaan untuk lebih taat beragama dan memperkaya khasanah Islamiyah di Lapas Pekanbaru.
Dengan semangat kebersamaan, para warga binaan menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam latihan Marawis ini, memberikan gambaran bahwa meskipun berada di balik jeruji, mereka tetap berusaha untuk berkembang dan berkarya.(*)
Editor :