Terungkap Penyebab Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi dan Anomali Cuaca, Begini Penjelasan BMKG

×

Terungkap Penyebab Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi dan Anomali Cuaca, Begini Penjelasan BMKG

Bagikan berita
Banjir lahar dingin Gunung Marapi. (Foto: Website Resmi Desa Sumberwuluh)
Banjir lahar dingin Gunung Marapi. (Foto: Website Resmi Desa Sumberwuluh)

SINGGALANG - Terungkap penyebab banjir lahar dingin Gunung Marapi dan anomali cuaca. Begini penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Hujan deras dengan intensitas tinggi menyebabkan material vulkanik Gunung Marapi membanjiri sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar).

Banjir lahar dingin menerjang Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar hingga Kota Padang Panjang menyebabkan 41 orang tewas.

BMKG memberikan penjelasan soal penyebab terjadinya hujan deras yang mengakibatkan banjir lahar dingin di lereng Gunung Marapi pada Sabtu, 11 Mei 2024 malam.

BMKG mengungkap, intensitas hujan yang sangat deras dan berdurasi panjang menjadi pemicu utama terjadinya banjir bandang bercampur lahar yang melanda 3 (tiga) Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, berdasarkan analisa per tanggal 8 Mei 2024 sudah ditemukan potensi hujan intensitas sedang hingga sangat deras mengguyur wilayah di Sumatera Barat.

"Potensi hujan yang demikian itu teramati dapat berlangsung secara lebih intensif oleh karena ada fenomena Sirkulasi Sinklonik, atau pembentukan awan hujan berlangsung mulai dari sore hingga malam di atas 150/200 mm sehingga banjir bandang diikuti oleh lahar melanda Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang," katanya dilansir dari kanal YouTube Kompascom Reporter on Location, Senin, 13 Mei 2024.

Dwikorita juga menambahkan, tim Meteorologi pada hari yang sama langsung menerbitkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem yang dapat berujung bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan seterusnya di Sumatera Barat.

Seiring peringatan dini tersebut, Staf Geofisika Padang Panjang meminta masyarakat di Sumatera Barat khususnya di daerah rawan bencana, seperti pesisir, pegunungan, perbukitan untuk waspada cuaca ekstrem mulai dari tanggal 9 sampai 12 Mei 2024.

"Jadi di situ material-material letusan Gunung Marapi itu dapat mengakibatkan galodo karena posisinya saat ini," kata Kepala Staf Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi.

Editor : RC 021
Sumber : Kompascom Reporter on Location
Bagikan

Berita Terkait
Terkini