"Target awal kami hanya perak, tetapi Julita mampu melebihi ekspektasi dan meraih emas. Kami sangat bangga," ujarnya.
Lana juga menjelaskan, bahwa Julita sebenarnya memiliki potensi untuk mengangkat beban lebih berat, tetapi kurang percaya diri untuk meningkatkan angkatannya pada momen penentuan.
Meskipun begitu, Lana tetap bersyukur dengan hasil yang dicapai.
"Di latihan sebenarnya dia mampu mencapai 82 kg, tapi saat kompetisi hanya mencapai 79 kg. Tapi bagaimanapun, kami sangat bersyukur bisa membawa pulang emas dan perunggu," tutupnya.
Prestasi ini merupakan bukti bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk meraih kesuksesan.
Julita Hayati, dengan semangat dan kerja kerasnya, telah membuktikan bahwa impian besar bisa terwujud meski menghadapi banyak tantangan.Julita Hayati adalah simbol inspirasi bagi banyak orang, terutama mereka yang memiliki keterbatasan fisik.
Dengan tekad kuat dan dukungan keluarga, ia mampu mencetak sejarah di Peparnas 2024, membawa pulang dua medali yang sangat membanggakan bagi Riau dan Indonesia.(*)
Editor : R. Zikri