Dalam perjalanan yang berlangsung hingga malam hari, KA mengklaim bahwa P mulai bertindak tidak pantas.
“Saat sopir keluar dari kendaraan karena jalan yang rusak, P memegang tangan saya. Saya mencoba menariknya, tetapi dia tetap memaksa. Bahkan, ia memaksa saya menyentuh bagian tubuhnya,” ujar KA.
KA juga mengungkapkan bahwa dalam momen lain, ia dipaksa masuk ke dalam kelambu saat kegiatan iktikaf di masjid.
“Dia memaksa saya menyentuh bagian vitalnya. Saya merasa sangat kotor dan terjebak,” kenang KA.
Setelah kejadian-kejadian tersebut, KA memutuskan untuk memutus komunikasi dengan mengganti nomor telepon.
Namun, P tetap berusaha menghubungi melalui media sosial dan panggilan video.KA mengaku memiliki bukti berupa rekaman percakapan dan panggilan video yang menguatkan pengakuannya.
“Saya hanya ingin keadilan. Saya berharap kasus ini diusut tuntas,” tegasnya.
Kasus ini kini menjadi perhatian publik, terutama karena dugaan penyalahgunaan kekuasaan dalam hubungan kerja.(*)
Editor : Editor Riau