PEKANBARU – Sebanyak 10 daerah dari 12 Kabupaten/kota di Provinsi Riau telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tahun 2025.
Hal itu dibenarkan Kepala Pelaksana BPBD dan Damkar Riau, M. Edy Afrizal, ia menyebutkan penetapan status siaga tersebut dilakukan berdasarkan temuan titik panas (hotspot).
“Saat ini sudah 10 kabupaten/kota yang menetapkan status siaga darurat Karhutla. Hanya tinggal dua daerah lagi yang belum, yakni Kota Pekanbaru dan Kabupaten Rokan Hilir,” ujar Edy, Selasa (29/4/2025).
Hingga saat ini masih ada dua daerah yang belum menetapkan status hotspot sebagai langkah antisipatif menghadapi musim kemarau yang diprediksi terjadi pada Mei mendatang.
"Dua daerah tersebut adalah Kota Pekanbaru dan Kabupaten Rokan Hilir," katanya.
Edy mengimbau dua daerah tersebut agar segera membahas dan menetapkan status siaga darurat Karhutla. Menurutnya, penetapan status tidak seharusnya menunggu kejadian kebakaran terlebih dahulu.“Dengan penetapan status siaga, koordinasi lintas instansi bisa lebih cepat, begitu juga penyaluran bantuan saat terjadi kebakaran,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Riau, Abdul Wahid, juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau.
Berdasarkan informasi dari BMKG, Riau diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Mei 2025, yang berpotensi meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan.
"Pemprov Riau bersama Polda Riau terus melakukan sosialisasi larangan membakar lahan kepada masyarakat. Kegiatan edukatif seperti Karhutla Fun Run hingga Jambore Karhutla telah kami gelar, termasuk saat bulan Ramadan kemarin dengan apel kesiapsiagaan," ujar Gubernur Wahid.
Editor : Editor Riau
